Sambutan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2015

hari pendidikan nasional 2 mei

Sambutan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi pada Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2015 Sabtu, 2 Mei 2015

Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

 

 

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah SWT, karena hanya atas rahmat dan kasih sayangNya kita saat ini dapat berkumpul melakukan upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional tahun 2015.

Dalam kesempatan yang baik ini, atas nama Pemerintah, saya menyampaikan ucapan, “Selamat Hari Pendidikan Nasional, tanggal 2 Mei 2015”. Semoga Allah SWT memberkahi segala ikhtiar kita yang terus-menerus untuk memajukan dunia pendidikan, khususnya pendidikan tinggi, sehingga perguruan tinggi kita semakin terjangkau dan semakin berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sebentar lagi Masyarakat Ekonomi Asean akan mulai diberlakukan. Aliran barang, tenaga kerja terampil, dan investasi antar negara ASEAN menjadi lebih bebas. Disisi lain tuntutan masyarakat terhadap perguruan tinggi meningkat. Dalam situasi seperti itu tampaknya tepat untuk memperingati hari pendidikan nasional tahun 2015 di lingkungan perguruan tinggi dengan tema “Dengan Hari Pendidikan Nasional, Kita Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi, Riset dan Inovasi untuk Mendukung Daya Saing Bangsa” untuk mengingatkan kita semua betapa pentingnya sekarang ini 3 meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset dan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Dalam catatan sejarah bangsa Indonesia, mulai dari pergerakan untuk mewujudkan kemerdekaan menjelang tahun 1945 sampai pergerakan untuk melakukan reformasi tahun 1998, peran pemuda, mahasiswa dan perguruan tinggi selalu sentral. Pemuda, mahasiswa, dan perguruan tinggi selalu menjadi garda terdepan dalam setiap perubahan penting di Indonesia. Sekarang ini tiba saatnya perguruan tinggi melakukan gerakan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset dan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa.

Telah banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah dan perguruan tinggi untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Penyusunan Undang-Undang Pendidikan Tinggi tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah turunannya, penyusunan dan penetapan Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pemberian BOPTN yang setiap tahun semakin meningkat, dan pembentukan Peruguruan Tinggi Badan Hukum adalah diantara usaha-usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi. Disisi lain perguruan tinggi juga sudah banyak melakukan usaha-usaha peningkatan mutu pendidikan tinggi diantaranya melalui pembangunan laboratorium, peningkatan kualifikasi dosen dan tenaga kependidikan, implementasi sistem penjaminan mutu internal, penerapan remunerasi berbasis kinerja, peningkatan penelitian, publikasi internasional, dan HAKI. Meskipun demikian secara nasional masih banyak yang harus diperjuangkan untuk mencapai sasaran mutu pendidikan tinggi. Jumlah perguruan tingi yang masuk 500 perguruan tinggi terbaik dunia, peningkatan jumlah publikasi yang masuk indeks bereputasi, jumlah perguruan tinggi yang terakreditasi unggul, jumlah program studi yang terakreditasi unggul, dan jumlah program studi yang terakreditasi internasional adalah diantara sasaran mutu pendidikan tinggi yang masih jauh dari harapan.

Harapan masyarakat terhadap pendidikan semakin meningkat. Sekarang ini, masyarakat beranggapan tidaklah cukup bagi perguruan tinggi untuk bisa melaksanakan pendidikan tinggi yang bermutu. Masyarakat berharap perguruan tinggi mampu mendukung daya saing bangsa melalui penelitian yang inovatif yang dapat memberikan dampak ekonomi langsung pada masyarakat. Karena keterbatasan anggaran, selama ini penelitian perguruan tinggi berhenti sampai pada pembuatan prototype skala laboratorium, publikasi internasional dan perolehan HAKI. Dengan meningkatnya anggaran penelitian lewat BOPTN,dimana pada tahun 2015 anggaran BOPTN mencapai 4,55 Trilyun Rupiah, maka penelitian di perguruan tinggi bisa dilanjutkan sampai pada komersialisasi/hilirisasi hasil penelitian. Dengan bergabungnya sektor Ristek dengan Pendidikan Tinggi dalam Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, maka sinergi program, sumberdaya, pengalaman, jaringan, Ristek – Dikti bisa dilakukan dan hilirisasi hasil penelitian di perguruan tinggi menjadi semakin mungkin dilakukan.

Ada dua cara pendidikan tinggi bisa memberikan dukungan terhadap daya saing bangsa. Pertama adalah dengan menghasilkan tenaga trampil yang dibutuhkan oleh lapangan kerja dan kedua adalah menghasilkan inovasi yang bisa memberikan manfaat ekonomis secara langsung bagi masyarakat. Untuk bisa menghasilkan tenaga terampil dan inovasi, beberapa hal harus dilakukan oleh perguruan tinggi, yaitu:

  • Pengembangan dan implementasi secara progresif Sistem Penjaminan Mutu internal sesuai dengan SNPT sehingga pada tahun 2019 bisa dicapai 15.000 program studi terakreditasi unggul dan 194 perguruan tinggi terakreditasi unggul.
  • Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia, program, dan insentif untuk 7 melakukan penelitian inovatif sehinggga pada tahun 2019 bisa dihasilkan penelitian inovatif dengan technology readiness level 6 sebanyak lebih dari 1.000 prototype (nominal) dan technology readiness level 7 sebanyak 15 (nominal)
  • Peningkatan kemampuan dan pemberian insentif secara progresif pada publikasi internasional sehingga pada akhir tahun 2019 bisa dihasilkan 12.000 publikasi internasional.
  • Melanjutkan hasil penelitian yang telah dihasilkan selama ini dengan proses hilirisasi sehingga pada tahun 2019 akan dihasilkan 30 (nominal) produk yang bisa diproduksi masal.
  • Memperkuat jaringan dengan industri untuk melakukan kolaborasi guna menghasilkan inovasi yang dapat memberikan manfaat ekonomi secara langsung pada masyakat.
  • Bagi PTN-BH terus melakukan program yang terencana dan progresif untuk bisa masuk kedalam 500 perguruan terbaik dunia 8 sehingga pada tahun 2019 ada 5 perguruan tinggi indonesia masuk 500 terbaik dunia.

Disisi lain Pemerintah melalui Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan secara progresif memberikan dukungan dalam bentuk kebijakan, program, dan anggaran agar perguruan tinggi bisa melaksanaan gerakan peningkatan mutu pendidikan tinggi, riset dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa.

Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh insan pendidikan tinggi, pemerintah daerah, organisasi yang bergerak di dunia pendidikan tinggi, dan pemangku kepentingan lain atas segala ikhtiar, kepedulian dan perhatian yang telah diberikan dalam memajukan dunia pendidikan tinggi.

Mudah-mudahan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya kepada kita, dan apa yang kita kerjakan selama ini, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset dan inovasi, dicatat sebagai bagian dari amal kebajikan.

Selamat memperingati Hari Pendidikan Nasional, jayalah pendidikan tinggi, bersemailah inovasi. Terima kasih.

Wa billahit taufiq wal hidayah, Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh,

JAKARTA 2 Mei 2015,

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi,

Prof. Mohamad Nasir

Sambutan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2015 – Lentera Kecil

Peringatan Hari Guru Nasional 2016

Tema peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2016 adalah “Guru dan Tenaga Kependidikan Mulia Karena Karya”. Tema HGN tahun ini sama dengan tahun lalu yaitu tetap menggunakan tema ‘mulia karena karya’, karena para guru sudah dan masih berkarya untuk Indonesia.

Selain itu, tema “Mulia Karena Karya” masih dinilai sangat relevan dengan kebijakan pemerintah dalam menghargai profesi guru dan tenaga kependidikan menuju masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan beradab, di tengah-tengah percaturan kehidupan masyarakat global.

Hari Guru Nasional 2016

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam memperingati Hari Guru Nasional (HGN) tahun 2016 ini akan bekerja sama dengan asosiasi profesi guru seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), dan Persatuan Guru Nahdatul Ulama (Pergunu).

Menurut Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbud, Sumarna Surapranatapihaknya sudah bertemu semua organisasi profesi guru tersebut sebanyak enam kali untuk mempersiapkan peringatan Hari Guru Nasional tahun ini. HGN akan dikemas sedemikan rupa dengan kesepakatan bersama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Rencananya Kemendikbud akan mengadakan rangkaian kegiatan untuk peringatan Hari Guru Nasional tahun 2016 dengan menyelenggarakan Gerak Jalan Sehat pada Minggu, 20 November 2016 dan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata pada 22 November 2016. Upacara bendera tepat di Hari Guru Nasional sekaligus HUT ke-71 PGRI tanggal 25 November 2016.

Selain itu, Kemendikbud bersama-sama dengan organisasi profesi guru simposium guru dan tenaga kependidikan pada tanggal 26 November 2016 yang akan diikuti oleh 2.000 guru seluruh Indonesia dengan membahas 10 topik, yaitu:

  1. Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan,
  2.  Optimalisasi Pendidikan Inklusi,
  3. Revitalisasi SMK dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan,
  4. Membangun Budaya Literasi di Satuan Pendidikan,
  5.  Profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan melalui GTK Pembelajar,
  6. Perlindungan Guru dan Tenaga Kependidikan,
  7. Membangun Sekolah yang Aman dan Nyaman untuk warga Sekolah,
  8. Peningkatan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah 3T,
  9. Teknologi Informasi sebagai Media dan Sumber Pembelajaran,
  10. Penilaian Kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan.

Puncak acara Hari Guru Nasional tahun 2016 akan dilaksanakan pada tanggal 27 November 2016 di Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Bogor, Jawa Barat dengan jumlah peserta sekitar 10.000 guru yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Joko Widodo.

Hymne Dirgahayu PGRI

 

 

Peringatan Hari Guru Nasional 2016 – Lentera Kecil

Sambutan Mendikbud Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2017

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Pada Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2017

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera dan bahagia bagi kita semua,

Pada hari yang penuh berkah dan nikmat ini, 2 Mei 2017, kita kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Untuk itu, marilah kita bersyukur tiada berhingga kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya semata kita sekalian memiliki kesempatan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2017. Tema Hardiknas kali ini adalah “Percepat Pendidikan yang Merata dan Berkualitas.

Tema tersebut terkait erat dengan fenomena dunia yang berubah sangat cepat dan menuntut kualitas semakin tinggi. Untuk itu marilah kita resapi dan renungi tema tersebut,  kemudian kita wujudkan bersama-sama.  Dengan begitu maka seluruh lapisan masyarakat akan dapat menjangkau layanan pendidikan yang berkualitas. Dengan pendidikan berkualitas yang merata, dalam makna dapat dikenyam oleh seluruh warga bangsa, maka ikhtiar kita mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945, dapat terwujud.

Pada setiap saat memperingati Hardiknas kita tak pernah lupa dengan sosok Ki Hadjar Dewantara. Mengapa? Karena peringatan Hari Pendidikan Nasional didasarkan atas hari kelahirannya. Beliau dilahirkan tanggal 2 Mei 1889. Beliau sudah disepakati sebagai Bapak Pendidikan Nasional.  Dengan tanpa bermaksud mengecilkan peran para tokoh pendidikan yang lain, peran Ki Hadjar Dewantara pada awal perintisan pendidikan nasional memang sangat besar. Baik berupa gagasan, pemikiran, maupun terawang masa depan. Oleh sebab itulah gagasan dan pemikiran beliau tetap relevan dan menjadi acuan bagi pembangunan pendidikan nasional kita.

Gagasan pemikiran dan prinsip-prinsip pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut di atas adalah menjadi dasar acuan visi Presiden RI, Joko Widodo di bidang pendidikan. Dalam visi Presiden, masa depan Indonesia adalah sangat ditentukan oleh generasi peserta didik masa kini yang memiliki karakter atau budi pekerti yang kuat, serta menguasai berbagai bidang ketrampilan hidup, vokasi dan profesi abad 21.

Dalam rangka mewujudkan visi  tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersiap melakukan reformasi pendidikan nasional baik pada tataran konseptual maupun manajerial. Dalam tataran konseptual, sekarang sedang diupayakan agar karakter kembali menjadi fundasi dan ruh pendidikan nasional. Untuk itu pembentukan karakter harus dimulai dan menjadi prioritas pada jenjang pendidikan dasar (Basic Education). Kemudian untuk jenjang pendidikan lebih lanjut harus kondusif bagi peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi dirinya semaksimal mungkin. Memungkinkan peserta didik membekali dirinya dengan keterampilan dan keahlian yang berdaya kompetisi tinggi, yang dibutuhkan dunia abad 21. Hanya dengan karakter yang kuat dan kemampuan berdaya saing tinggi lah peserta didik masa kini akan sanggup membawa bangsa Indonesia berdiri dengan tegak di antara bangsa-bangsa maju yang lain di masa yang akan datang.

Dengan demikian, keberadaan bangsa Indonesia di tengah bangsa lain menjadi lebih bermartabat, berdaulat, dan bermaslahat. Untuk itu, dalam reformasi pendidikan nasional ini, kerja keras yang kontruktif, penuh keikhlasan dan pengorbanan, serta pengabdian tulus seluruh insan pendidikan di seluruh Indonesia amat diharapkan. Marilah kita bersama-sama menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi kemajuan dan keunggulan pendidikan nasional kita pada satu sisi dan pada sisi lain demi kelangsungan dan kelanggengan bangsa Indonesia di tengah kancah bangsa-bangsa lain.

Pada Hari Pendidikan Nasional 2017 sekarang, mari kita singsingkan lengan baju untuk menggerakkan reformasi pendidikan nasional demi anak cucu kita. Semoga Tuhan seru sekalian alam meridhai dan menguatkan tekad dan langkah kita.

Akhirnya, mari kita “Cancut Taliwondo” demi segera terwujud pendidikan berkualitas yang merata di seluruh Indonesia.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Muhadjir Effendy

Baca dan unduh Pidato Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2017 oleh Mendikbud secara lengkap.

Mulai Tahun Ajaran Baru, Sekolah Hanya 5 Hari Dalam Seminggu

Mulai tahun ajaran baru 2017 – 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia mempersilakan sekolah-sekolah yang akan menyelenggarakan lima hari sekolah dalam seminggu dan meliburkan kegiatan sekolah pada hari Sabtu.

Kebijakan sekolah lima hari dalam satu pekan ini merupakan bagian dari program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Kemendikbud. Dengan demikian, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan dan pelajar akan berada di sekolah selama delapan jam setiap hari pada hari Senin sampai Jumat.

image: padamu.net

Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, tinggal menunggu penerbitan peraturan menteri (permen) untuk memayungi kebijakan ini. Saat ini pemerintah sedang menggodok regulasi terkait kebijakan kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan secara Nasional.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan optimistis kebijakan ini dapat berjalan dengan baik ke depan. Untuk itu regulasi dipersiapkan sambil sekolah mempersiapkan fasilitas-fasilitas tambahan yang dibutuhkan seperti halnya beberapa sekolah swasta yang sudah menjalankan sekolah sehari penuh atau full day school.

Untuk kepala sekolah dan guru, waktu kerja guru dan kepala sekolah, sudah tertuang dalam PP No 19 Tahun 2005 yaitu waktu kerja guru dan kepala sekolah mencapai 40 jam per pekan dengan waktu istirahat sekitar 30 menit per hari, atau waktu kerja aktif 37,5 jam per pekan.

Dengan demikian, diharapkan sekolah menciptakan aktivitas yang aktif, kreatif dan inovatif selama di sekolah. Siswa akan lebih dibekali pembentukan karakter terutama nilai kejujuran, nasionalisme dan cinta tanah air. Diharapkan siswa agar dapat berpikir kritis, analitis, ketrampilan berkomunikasi dan berkolaborasi sesuai dengan 18 jenis pembentukan karakter.

Selain itu, fasilitas-fasilitas penunjang seperti kantin, ruang istirahat, ruang sholat dan lain sebagainya perlu dipersiapkan dan disesuaikan untuk menyelenggarakan lima hari sekolah dalam seminggu.

Meskipun sekolah sehari penuh atau full day school masih menimbulkan pro dan kontra, namun beberapa sekolah di Indonesia terutama sekolah swasta di kota telah lama menerapkan sistem pendidikan ini. Diharapkan dengan adanya lima hari sekolah dalam sepekan ini, kualitas kebersamaan orang tua dan anak (siswa) akan menjadi lebih baik. Selama ini yang menjadi masalah orang tua libur namun anak tidak libur.

 

Sekolah Lima Hari Dalam Sepekan – Lentera Kecil

 

Alasan Hari Santri Ditetapkan 22 Oktober

Awalnya, ada wacana untuk menetapkan Hari Santri Nasional meskipun ada perbedaan pendapat antara NU dan Muhammadiyah tentang adanya hari santri ini. Kala itu, kalangan Muhammadiyah menolak dengan alasan dapat merusak persatuan bangsa terhadap penetapan Hari Santri Nasional ini.

Namun, pemerintah akhirnya pada 15 Oktober 2015 menetapkan Hari Santri Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri. Penetapan keppres ini tidak sekadar memberi dukungan terhadap kelompok santri atau pesantren, melainkan juga sebagai bentuk apresiasi sejarah perjuangan para Kyai dan Santri terhadap bangsa dan negara. Hal ini sesuai dengan ajaran Bung Karno, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah.

Penetapan Hari Santri Nasional 22 Oktober

Hari Santri Nasional diwacanakan akan diperingati setiap tanggal 1 Muharram bersamaan dengan Tahun Baru Hijriah. Apalagi, sewaktu kampanye Pilpres 2014, calon Presiden Joko Widodo berjanji segera menetapkan Hari Santri Indonesia dengan  penandatanganan surat perjanjian penyanggupan penetapan Hari Santri Nasional pada 1 Muharram yang disaksikan oleh tim kampanye Jokowi dan segenap jajaran Kyai dan ulama Ponpes Babussalam, Banjarejo, Pagelaran, Malang, Jawa Timur pada Jum’at, 27 Juni 2014. Sumber: Sejarah Peringatan Hari Santri Nasional.

Namun, berdasarkan hasil musyawarah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama 12 Ormas Islam yang tergabung dalam Lembaga Persaudaraan Ormas Islam (LPOI), mengusulkan tanggal 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional (HSN). Alasan dipilihnya tanggal 22 Oktober karena pada tanggal tersebut mengandung muatan historis yang sangat heroik dan monumental perjalanan sejarah bangsa khususnya bagi kalangan Santri Indonesia.

KH Hasyim Asyari dan puluhan Kiai se Jawa-Madura pada 22 Oktober 1945 menandatangani dan mengumumkan fatwa Resolusi Jihad sebagai ikrar sekaligus manifestasi dukungan ulama dan para santri terhadap kemerdekaan Indonesia serta untuk merespons agresi Belanda Kedua.

Resolusi Jihad memuat seruan-seruan penting yang memungkinkan Indonesia tetap bertahan dan berdaulat sebagai negara dan bangsa. KH Hasyim Asy’ari menggerakkan santri, pemuda dan masyarakat untuk bergerak bersama, berjuang melawan pasukan kolonial, yang puncaknya terjadi pada 10 Nopember 1945 di Surabaya.

Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Regulasi yang tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 ini meski bukan libur Nasional namun tetap disambut gembira oleh umat muslim khususnya para santri di seluruh pelosok Indonesia.

Salinan Keputusan Presiden RI Nomor 22 Tahun 2015 tentang Hari Santri

 

Peringatan Hari Santri Nasional 2018 bertema “Bersama Santri Damailah Negeri”. Berikut lagu tema (theme song) HSN 2018

Alasan Hari Santri Ditetapkan 22 Oktober

Pidato dan Sambutan Mendikbud HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2020

HARDIKNAS 2020

Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020 ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya dimana wabah virus corona (Covid-19) sedang melanda Indonesia dan dunia. Upacara peringatan Hardiknas 2020 digelar secara terbatas di halaman Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengikuti upacara secara terpisah melalui telekonferensi secara virtual di akun YouTube Kemendikbud , Sabtu pagi, 2 Mei 2020 pagi.

Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nadiem Makarim dalam rangka peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Sejahtera,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan

Bapak dan Ibu yang kami muliakan dan segenap insan pendidikan di tanah air,
Selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2020.

Peringatan Hari Pendidikan Nasional kali ini harus kita lakukan di tengah pandemi COVID-19. Semoga kita semua diberikan kesehatan, kekuatan, dan semangat agar bisa melalui masa sulit ini.

Saat ini kita sedang melalui krisis COVID-19. Krisis yang memakan begitu banyak nyawa. Krisis yang menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia. Tetapi, dai krisis ini kita mendapatkan banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat ini dan setelahnya.

Untuk pertama kalinya, guru-guru melakukan pembelajaran secara daring atau online, menggunakan tools atau perangkat baru, dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi di manapun.

Orang tua, untuk pertama kalinya menyadari betapa sulit tugas guru. Betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif. Kemudian menimbulkan empati kepada guru yang tadinya mungkin belum ada.

Guru, siswa, dan orang tua sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah saja. tetapi, pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga hal ini, guru, siswa, dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan yang efektif tidak mungkin terjadi.

Bapak dan Ibu yang kami banggakan,
Kita sebagai masyarakat juga belajar betapa pentingnya kesehatan. betapa pentingnya kebersihan. Betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat kita.

Timbulnya empati, timbulnya solidaritas di tengah masyarakat kita pada saat pandemi COVID-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan. Bukan hanya di masa krisis, tetapi juga di saat krisis ini telah berlalu.

Belajar memang tidak terlalu mudah, tetapi inilah saatnya kita berinovasi. Saatnya kita melakukan berbagai eksperimen. inilah saatnya kita mendengarkan hati nurani dan belajar dari COVID-19. Agar kita menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Terima kasih telah mengikuti anjuran Bapak Presiden untuk selalu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta tetap belajar, bekerja, dan beribadah di rumah saja.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.

Jakarta, 2 Mei 2020

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia

Nadiem Anwar Makarim

Sumber: Pidato Hari Pendidikan Nasonal 2020

 

Sambutan Mendikbud Pada Peringatan HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2020

Halo salam dari Mendikbud

Kita sedang melalui krisis covid-19. Krisis yang memakan begitu banyaknya nyawa yang menjadi tantangan luar biasa bagi negara kita dan seluruh dunia.

Tapi dari krisis ini kita dapat banyak sekali hikmah dan pembelajaran yang bisa kita terapkan saat kondisi krisis dan setelahnya pun.

Untuk pertama kalinya guru-guru melakukan pembelajaran lewat online menggunakan tool-tool baru dan menyadari bahwa sebenarnya pembelajaran bisa terjadi dimanapun.

Orang tua untuk pertama kalinya menyadari betapa sulitnya tugas guru, betapa sulitnya tantangan untuk bisa mengajar anak secara efektif dan menimbulkan empati kepada para guru-guru yang tadinya mungkin belum ada.

Guru, siswa dan orangtua juga sekarang menyadari bahwa pendidikan itu bukan hanya suatu hal yang bisa dilakukan di sekolah, tapi pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif dari tiga pihak ini. Dan tanpa ada kolaborasi itu pendidikan yang efektif tidak mungkin bisa terjadi.

Kita sebagai masyarakat juga belajar mengenai betapa pentingnya kesehatan betapa pentingnya kebersihan dan betapa pentingnya norma-norma kemanusiaan di dalam masyarakat itu.

Timbulnya empati timbulnya solidaritas di masyarakat kita pada saat pandemik covid-19 ini merupakan suatu pembelajaran yang harus kita kembangkan bukan hanya di masa krisis ini tapi pada saat ini sudah berlalu.

Belajar memang tidak selalu mudah, tapi ini saatnya kita berinovasi, ini saatnya kita bereksperimentasi, inilah saatnya kita mendengarkan hati nurani kita dan belajar dari covid-19 agar kita menjadi masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan

Terima kasih

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

sumber: Sambutan Mendikbud Hardiknas 2020